Hari Pramuka adalah sebuah peringatan yang diperingati oleh Gerakan Pramuka di Indonesia setiap tanggal 14 Agustus. Peringatan ini dirayakan untuk menghormati kelahiran Bapak Gerakan Pramuka, yaitu Raden Ajeng Kartini, serta untuk merayakan semangat kepramukaan dan nilai-nilai yang terkandung dalam gerakan ini. Selain itu, Hari Pramuka juga menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan karakter dan kepemimpinan bagi generasi muda.
Sejarah Gerakan Pramuka: Gerakan Pramuka didirikan di Indonesia oleh seorang tokoh nasional, yaitu Bapak Agung Baden-Powell, yang juga merupakan pendiri gerakan kepramukaan dunia. Baden-Powell mendirikan gerakan kepramukaan di Inggris pada awal abad ke-20 dengan tujuan membentuk pemuda-pemudi yang memiliki keterampilan, nilai-nilai moral, dan rasa tanggung jawab yang tinggi.
Di Indonesia, Gerakan Pramuka resmi didirikan pada tanggal 14 Agustus 1961. Sebagai Bapak Pramuka Indonesia, Soekarno, Presiden pertama Indonesia, memerintahkan pembentukan Gerakan Pramuka Indonesia (GPI) melalui Keputusan Presiden No. 238 Tahun 1961. Kemudian, I Gusti Ketut Puja menjadi Ketua Umum pertama Gerakan Pramuka Indonesia.
Sejak berdirinya, Gerakan Pramuka telah menjadi salah satu organisasi yang berperan penting dalam membentuk karakter dan kepemimpinan generasi muda di Indonesia. Prinsip-prinsip dasar pramuka, seperti “Dwi Darma” (kewajiban kepada Tuhan dan kewajiban kepada sesama), “Kesederhanaan”, “Kemandirian”, dan “Pelayanan” menjadi landasan dalam mengembangkan moralitas, kreativitas, kemandirian, serta rasa cinta tanah air di kalangan para anggota pramuka.
Hari Pramuka menjadi momen bersejarah untuk mengenang perjuangan Bapak Kartini dan memupuk semangat kepramukaan di kalangan generasi muda Indonesia. Pada hari ini, biasanya dilakukan kegiatan-kegiatan pramuka seperti pertemuan, penggalangan dana, penanaman pohon, dan kegiatan sosial lainnya.